Selasa, 12 Mei 2015

Teks Drama tentang Kekerasan Reproduksi Pada Remaja

Kekerasan Remaja di Sekolah

Pengenalan Tokoh
Ade Puput sebagai Rika
Nadiah Fatmasari sebagai Kiki
Nita Prahar Sini sebagai Ibu Dewi
Siti Fahriyanti sebagai Ibu Kiki

Prolog
Kiki adalah seorang siswa yang periang dan menyenangkan. Orang tua Kiki pindah tugas kerja dari Sukabumi ke Jakarta, sehingga Kiki juga harus pindah sekolah ke SMP Citra Nusantara. Kiki sangat antusias dengan sekolah barunya. Dia berharap mendapatkan teman baru yang baik. Akan tetapi, apa yang dipikirkan Kiki tidak sesuai dengan kenyataan.

Dialog
Hari pertama Kiki di sekolah baru...
Ibu Dewi         : “Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silakan masuk nak.”
Kiki                 : “Iya bu.” (sambil memasuki ruangan)
Ibu Dewi         : “Silahkan perkenalkan diri”
Kiki                 : (Sambil mengangguk) “ Selamat Pagi, Nama saya Arisa Rizki, dipanggil Kiki, Saya dari Sukabumi. Salam kenal teman- teman”
Murid-murid   : “Salam Kenal”
Ibu Dewi         : “Silahkan duduk di sana Kiki.” (sambil menunjuk kearah kursi yang telah disediakan)
Kiki                 : “Iya bu..” (sambil duduk di kursi)
Ibu Dewi         : “Ibu akan mempresensi kehadiran hari ini. Fatimah.“
Fatimah           : “ Hadir Bu.”
Ibu Dewi         : “Yurika”
Rika                : “Hadir...”
Ibu Dewi         : “Baiklah, pelajaran kita mulai...”

Seusai pembelajaran, saat istirahat.
Kiki mendekati teman sekelasnya untuk berkenalan.
Kiki                 : “Hai.. perkenalkan aku Kiki” (sambil menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman)
Rika                : (dengan tatapan sinis) “Apa sih sok kenal banget ! “
Kiki                 : (dengan bingung)
Rika                : “Duhhh..Dasar anak baru ! Sanaaa looo jauh-jauh. Nanti bau desannya nular! Diiih Sana loooo!! “ (sambil mendorong kiki hingga terjatuh)
Kiki                 : “Ma—Maaf .... “ (sambil menunduk)

Di rumah
Kiki                 : “Assalamuaaikum Ma.”
Mama              : “Waalaikumsalam nak, gimana tadi sekolahnya? Teman-temannya menyenangkan Ki?”
Kiki                 : “Emm, iiiya baik aja kok ma.”
Mama              : “Syukurlah kalau begitu.”

Keesokan harinya, ketika istirahat...
Rika                : “Hei anak baru! Mana makan siang gue?!”
Kiki                 : (terkejut) “Emm eeee aku eee aku gak bawa bekal hari ini.”
Rika                : “Arrghh jangan bohong deh lo!” (mendorong bahu Kiki)
Kiki                 : “Beneran Ka, aku gak bohong.”
Rika                : “Wong deso! Sini tas lo!” (Menarik tas Kiki dengan paksa dan menumpahkan semua isi tas Kiki)
Kiki                 : “Jangan Ka.” (membereskan isi tasnya)
Rika                 : “Apaan nih isinya buku semua. Dasar kutu buku!” (mendorong Kiki sampai Kiki terjatuh)
Kiki                 : “Astagfirullah....”
Rika                 : (sambil menarik kerudung kiki) Heh ! Pokoknya besok lo harus bawain jatah makan siang buat Gue! Ingat itu !
Kiki                 : “Iy—yaa Ka...“ (sambil murung)

Keesokan harinya, ketika pulang sekolah
Kiki                 : “Duuuhh... Mana yaa uang ku...” (cemas)
Rika                 : “HEH ! Mana jatah gue? “
Kiki                 : “Anuu... uangku hilang Rika... Ma—Maaf ..”
Rika                 : “Dih ! Bilang aja kamu bohong kan ?! “ (sambil membongkar tas kiki)
Kiki                 : “be—beneran .. ka.. gak ada“
Rika                 : “Alaaaah ! Jadi Anak baru lo belagu banget sih ! “ (mendorong Kiki dengan tasnya hingga terjatuh)
Kiki                 : “ Aku gak bohong Ka,, “
Rika                   : “Udah Deh! Kalau Lo gak bawain jatah buat gue besok.. Liat aja nanti ! “ (sambil menendang tas kiki)
Rika pun meninggalkan Kiki sendiri di koridor.
Kiki                 : “ Hiks... Apa sih salah aku... “ (sambil bersedih)

Ketika sampai dirumah
Kiki                 : Assalamualaikum..
Mama              : “Wa’alaikumsalam.. lho? Baju kamu kok kotor nak? “
Kiki                 : “hehe.. gapapa ma.. tadi Cuma jatuh. Kiki mau ganti baju dulu ya ma”
Ibunya pun bingung melihat anaknya yang  periang menjadi pemurung.
Kiki hanya mengurung dirinya dikamar sambil bersedih.

Keesokan harinya
Mama              : “Ki... sudah jam 7 ini.. kamu gak sekolah?”
Kiki                 : “Kiki gak mau sekolah disitu lagi maa..”
Mama              : “ Lho? Kenapa Ki? Ada masalah di sekolah?”
Kiki                 : “Pokoknya aku gak mau sekolah ma. Gak mau.” (menangis)

Sudah tiga hari Kiki tidak mau berangkat ke sekolah. Ibu Kiki bingung, khawatir, dan cemas terhadap keadaan anaknya. Akhirnya, Ibu Kiki memutuskan untuk pergi ke sekolah menanyakan permasalahan Kiki.
Mama              : “Assalamuaikum.”
Ibu Dewi         : “Waalaikumsalam, silakan masuk Ibu.”
Mama              : “Saya ibu dari Arisa Riski.”
Ibu Dewi         : “Oh iya bu, ada apa ibu?”
Mama                : “Begini bu, saya ingin bertanya apakah Kiki ada masalah di sekolah?”
Ibu Dewi         : “Setahu saya, Kiki baik-baik saja di sekolah.”
Mama              : “Tapi bu, Kiki sudah tiga hari tidak mau sekolah. Apakah dia ada masalah dengan teman-temannya?”
Ibu Dewi         : (terkejut) “Astagfirullah, benarkah itu bu? Nanti saya akan mencari tahu penyebabnya dan menanyakan kepada teman-teman sekelasnya.”
Mama              : “Mohon bantuannya bu, saya cemas dengan keadaannya.”
Ibu Dewi         : “Iya bu, saya akan membantu semampu saya.”

Beberapa jam kemudian...
Ketika Ibu Dewi berjalan di koridor, beliau tidak sengaja mendangar suara orang marah-marah.
Rika                   : (memukul meja) “Cih, ke mana sih anak baru kampungan itu? Berani-beraninya dia kabur. Awas saja kalau gue lihat batang hidungnya, gue remukin!!!”

Ibu Dewi terkejut dengan apa yang didengarnya tadi. Kemudian beliau memanggil Fatimah untuk menanyakan perihal yang terjadi pada Kiki di kelas. Akhirnya, Ibu Dewi mengetahui sebab mengapa Kiki tidak ingin masuk sekolah lagi.
Keesokan harinya....
Ibu Dewi memanggil Rika ke ruang BK
Rika                 : “Permisi Bu.. “
Ibu Dewi         : “Silahkan Masuk”
Rika                 : “Ada Apa bu, saya di panggil?” (dengan perasaan cemas)
Ibu Dewi         : “Nak.. kamu ada masalah dengan Kiki?”
Rika                 : “Masalah apa bu? Saya gak tau bu...  “
Ibu Dewi         : “Kemarin ibu ada dapat laporan dari teman sekelas kamu, katanya bahwa kamu bermasalah dengan Kiki. Apakah itu benar?
Rika                 : “Sa—saya gak ada masalah bu.. saya cuma ... saya Cuma... “ (dengan tergagap-gagap)
Ibu Dewi         : “ ada yang mengatakan bahwa kamu sempat membentak-bentak Kiki saat jam istirahat... bukankah sebelumnya kamu telah berjanji agar tidak berbuat kasar lagi kepada temen sekelasmu? Ini bukan pertama kalinya ibu menegur kamu Rika. Apabila kamu melakukan perbuatan ini sekali lagi, maka ibu akan memanggil orang tua kamu dan kamu akan diberi sanksi.”
Rika                 : “Iy—ya Bu.. maaf.. saya tidak akan melakukannya lagi” (sambil menundukan kepala)
Ibu Dewi         : “ Jangan ulangi lagi ya perbuatan mu itu Rika... Setiap orang pasti ingin dihargai dan tidak ingin diintimidasi oleh orang lain. Tentunya apabila Rika berada diposisinya Kiki saat ini, bukankah Rika juga tidak ingin diperlakukan kasar seperti itu? Jadi mulai sekarang, Rika belajar untuk menghargai orang lain ya.. “
Rika                 : “Iya Bu... Rika mengerti”
Ibu Dewi         : “ Apakah Rika mau ke rumah kiki untuk meminta maaf? Ibu akan menemani Rika ke Rumah Kiki”
Rika                 : “ Iya bu, Rika Mau”

Kemudian Ibu Dewi membawa Rika ke rumah Kiki untuk meminta maaf.
Ibu Dewi         : “ Assalamualaikum”
Mama              : “Wa’alaikumsalam... Ibu Dewi.. silahkan masuk”
Ibu Dewi pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Rika                 : “Maaf tante... Saya telah berbuat yang tidak baik kepada anak tante”
Mama              :”Iya Rika.. tidak apa-apa. Yang penting sekarang Kamu bisa sadar bahwa perilaku kamu tidak baik”
Ibu Dewi         :”Saya juga mau minta maaf Bu, karena kami pihak guru belum sepenuhnya melakukan pengawasan atas kegiatan siswa kami”
Mama              :”Iya bu.. tidak apa-apa. Saya pun juga memahami keadaan sekarang ini. Mungkin saya juga perlu memberikan perhatian serta lebih terbuka lagi dengan anak saya.”
Ibu Dewi         : “Iya Bu... “
Rika                :” Apakah Kiki ada dirumah, tante? Saya ingin meminta maaf secara langsung kepada Kiki.
Mama              :”Iya ada kok nak... sebentar ya.. ibu panggillkan Kiki dulu.”

Kemudian Ibunya Kiki memanggil Kiki. Dengan perasaan cemas dan takut, Kiki menghampiri Rika dan Ibu Dewi yang telah duduk di ruang tamu.
Seraya bersalaman dengan ibu Dewi dan Rika, Mama Kiki memberi penjelasan
Mama              : “Sayang.. Ini Rika teman sekelasmu ingin meminta maaf karena telah berbuat hal yang tidak sepantasnya kepada kamu”
Rika                 : “Iya.. Ki.. Maaf ya.. aku sudah berlaku kasar dengan kamu. Aku harap kamu bisa menerima maafku ini”
Kiki                 :”Iyaa.. Rika.. tidak apa-apa..” (sambil tersenyum)
Ibu Dewi         : “Kiki, lain kali, kalau ada masalah, kamu bisa menceritakannya kepada orang tuamu ataupun ibu agar masalah tersebut dapat kita selesaikan bersama secara baik-baik. Kamu tidak perlu merasa takut.”
Mama              : “Benar apa yang dikatakan Ibu Dewi nak.”
Kiki                 : “Iya ma, bu, Kiki minta maaf karena membuat mama cemas.”
Rika                 :”Aku harap kita bisa mulai dari awal lagi... aku mau jadi teman kamu Ki”
Kiki                 : “benarkah itu Ka? Aku juga ingin menjadi teman kamu “
Kemudian mereka saling berjabat tangan. Kiki yang semula takut untuk pergi ke sekolah akhirnya mau bersekolah kembali.

Epilog
Komunikasi yang terbuka merupakan salah satu solusi untuk kasus-kasus kekerasan di kalangan pelajar. Oleh karena itu, perlu dibangun komunikasi yang terbuka antara guru, orang tua, dan murid.


--SELESAI--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar