BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pap smear merupakan suatu metode untuk
pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop, yang
dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat. Pap smear
merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui
pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina.
Pemeriksaan pap smear merupakan cara yang mudah, murah,
sederhana, aman, dan akurat untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan
menjadi kanker, untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks,
mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks, dan mendeteksi
infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
defenisi pemeriksaan pap smear ?
2. Apa
saja tujuan pemeriksaan pap smear ?
3. Siapa
yang dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear ?
4. Kapan
waktu pemeriksaan pap smear dilakukan ?
5. Apa
saja syarat yang harus dipenuhi dalam pemeriksaan pap smear ?
6. Kendala
apa yang dihadapi dalam melakukan pemeriksaan pap smear ?
7. Bagaimana
prosedur pemeriksaan pap smear ?
8. Apa
hasil pemeriksaan pap smear ?
9. Apasaja
faktor resiko yang menyebabkan kanker serviks ?
C. Tujuan
penulisan
1. Untuk
mengetahui defenisi pap smear.
2. Untuk
mengetahui tujuan pemeriksaan pap smear.
3. Untuk
mengetahui siapa yang dianjurkan melakukan pemeriksaan pap smear.
4. Untuk
mengetahui waktu pemeriksaan pap smear.
5. Untuk
mengetahui syarat yang harus dipenuhi dalam pemeriksaan pap smear.
6. Untuk
mengetahui kendala yang dihadapi dalam melakukan pemeriksaan pap smear.
7. Untuk
mengetahui prosedur pemeriksaan pap smear.
8. Untuk
mengetahui hasil dari pemeriksaan pap smear.
9. Untuk
mengetahui faktor resiko yang menyebabkan kanker serviks.
BAB
II
PEMABAHASAN
A.
Pap
Smear
Pap Smear pertama kali dikenalkan oleh: George
Nicholas Papanicolaou (1928). Merupakan
Sitologi Non-Eksfoliatif. Pemeriksaan morfologi sel leher rahim:
1. Mudah
2. Murah
3. Sederhana
4. Aman
5. Akurat
B.
Defenisi
Pap Smear
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan
dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat,
tidak sakit, serta hasil yang akurat. (Wijaya, 2010)(dalam http://sarydamy.blogspot.com/)
Pap smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker
serviks melalui pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina. Sedangkan
samadi, 2010 mengatakan Pap smear merupakan salah satu deteksi dini terhadap
kanker serviks, yang prinsipnya mengambil sel epitel yang ada di leher rahim
yang kemudian dilihat kenormalannya.
C.
Tujuan
Pemeriksaan Pap Smear
Tujuan dari deteksi dini kanker servik
atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk menemukan adanya kelainan pada
mulut leher rahim. Meskipun kanker tergolong penyakit mematikan, namun sebagian
besar dokter ahli kanker menyebutkan bahwa dari seluruh jenis kanker, kanker
servik termasuk yang paling bisa dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak
awal. Oleh karena itu, dengan mendeteksi kanker servik sejak dini diharapkan
dapat mengurangi jumlah penderita kanker serviks (Wijaya, 2010).
Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap
Smear yang dikemukakan oleh Sukaca, 2009 yaitu :
1.
Untuk mendeteksi
pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.
2.
Untuk mengetahui
normal atau tidaknya sel-sel di serviks
3.
Untuk mendeteksi
perubahan prakanker pada serviks
4.
Untuk mendeteksi
infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
5.
Untuk mengetahui
dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks
dan tidak menginvasi bagian dalam.
6.
Untuk mengetahui
tingkat berapa keganasan kanker serviks
D.
Wanita
yang diajurkan Pap smear
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa
terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun dimana organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 17-45 tahun. Wanita dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka yang telah
melakukan pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah sering melakukan
hubungan seksual (sudah menikah). Begitupun bagi mereka yang sama sekali yang
belum pernah berhubungna seksual. Karena pemeriksaan Pap Smear ini dapat
mendeteksi samapai 90% kasus kanker servik secara akurat dengan biaya yang
tidak terlalu mahal, dan sangat efektif untuk menurunkan angka kematian pada
wanita yang menderita kanker serviks.
Kehamilan juga tidak mencegah seorang
wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear karena prosedur Pap Smear
dapat dilakukan secara aman selama kehamilan. Sehingga, wanita hamil juga dapat
menjalani test ini. Pemeriksaan Pap Smear tidak direkomendasikan bagi wanita
yang telah melakukan histerektomi (dengan pengangkatan serviks) untuk kondisi
yang jinak. Wanita yang pernah melakukan histerektomi tetapi tanpa pengangkatan
(histerektomi subtotal), sebaiknya melanjutkan skrining sebagaimana halnya
wanita yang tidak melakukan histeretomi (wijaya, 2010).
Wanita yang dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai berikut:
1.
Wanita yang
berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya tinggi.
2.
Wanita yang
berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita HPV (Human Papilloma
Virus) atau kutil kelamin.
3.
Wanita yang
berusia diatas 35 tahun.
4.
Sesering mugkin
jika hasil pap smear menunjukkan abnormal
5.
Sesering mugkin
setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
6.
Wanita yang
mengunakan pil KB (sukaca, 2009).
E.
Waktu
untuk Melakukan Pap Smear
Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan
kapan saja kecuali pada saat haid karena darah atau sel dari dalam rahim dapat
mengganggu keakuratan hasil pap smear, namun waktu yang tepat untuk melakukan
Pap Smear adalah satu atau dua minggu setelah berakhir masa menstruasi.
Untuk wanita yang sudah menopause biasa
melakukan pemeriksaan pap smear kapan saja ( Dianada, 2008 ).
Adapun waktu untuk melakukan Pap Smear
secara teratur yang dikemukan oleh Sukaca, 2009 yaitu :
1.
Setiap 6-12
bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun
aktivitas seksualnya sangat tinggi.
2.
Setiap 6-12
bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita
infeksi HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.
3.
Setiap tahun
untuk wanita yang berumur diatas 35 tahun.
4.
Setiap tahun
untuk wanita yang mengunakan pil KB.
5.
Setiap 2-3 tahun
untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun atau untuk wanita yang telah
menjalani histerektomi bukan karena kanker, jika 3 kali berturut-turut hasil
pap smear menunjukan negative.
6.
Setahun sekali
bagi wanita yang berumur 40-60 tahun.
7.
Sesudah 2x pap
tes hasilnya negative dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita yang
resiko tinggi harus lebih sering menjalakan pap tes .
8.
Sering mungkin
jika hasil pap smear menunjukan abnormal sesering mungkin setelah penilain dan
pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
F.
Syarat
Pengambilan Pap Smear
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :
1.
Waktu
pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum
menstruasi berikutnya.
2.
Berikan informasi sejujurnya kepada
petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
3.
Hubungan intim tidak boleh dilakukan
dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
4.
Pembilasan vagina dengan macam-macam
cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
5.
Hindari pemakaian obat-obatan yang
dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
6.
Bila anda sedang minum obat
tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat
yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
G.
Kendala
Pap Smear (Romauli dan Vindari. 2011)
Dilakukan diatas
hanya 5% perempuan di Indonesia yang bersedia melakukan pemeriksaan pap smear
banyak kendala. Hal tersebut terjadi antara lain:
1.
Kurangnya tenaga
terlatih untuk pengambilan sediaan.
2.
Tidak
tersedianya peralatan dan bahan untuk pengambilan sediaan.
3.
Tidak
tersedianya sarana pengiriman sediaan.
4.
Tidak
tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi.
H. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
1.
Persiapan Alat dan Bahan
a.
Air mengalir
b.
Spatula Ayre
c.
Sabun cair
d.
Pensil kaca
(marker)
e.
Larutan
antiseptik
f.
Spekulum
g.
Lap
h.
Alkohol 95%
i.
Larutan
hipoklorit
j.
Kaca benda
(object glass)
k.
Lap bersih atau
tissue
l.
Baskom berisi
larutan klorin 0,5%
m.
Handuk kecil
atau tissue
n.
Sarung tangan
steril
o.
Formulir
pemeriksaan
p.
Tempat sampah
non-medis
q.
Tempat sampah
medis
2.
Menyiapkan Pasien
1)
Sapalah pasien
atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta tanyakan keadaannya,
kemudian pasien dipersilakan duduk.
2)
Berikan
informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pengambilan Pap Smear,
tujuan dan manfaat untuk keadaan pasien.
3)
Berikan jaminan
tentang keamanan atas tindakan yang anda lakukan serta jaminan tentang
kerahasiaan yang diperlukan pasien kepada pasien atau keluarganya.
4)
Mintalah
kesediaan pasien untuk pengambilan Pap Smear, namun barengi dengan penjelasan
tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak menolak tindakan
pengambilan Pap Smear tanpa kehilangan hak akan pelayanan lain.
5)
Minta pasien
untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.
6)
Persilahkan
pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur pasien pada posisi
litotomi.
7)
Hidupkan lampu
sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa
3.
Pengambilan Sampel dan Pembuatan Pap Smear
1)
Siapkan
peralatan dan bahan.
2)
Cuci tangan
aseptik dengan langkah seperti pada cuci tangan rutin dengan menuangkan
kira-kira 5 ml larutan antiseptik pada tangan dan mengeringkan dengan
mengangin-anginkan.
3)
Pasang sarung tangan
steril.
4)
Pemeriksa duduk
pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus genitalis.
5)
Lakukan periksa
pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.
6)
Ambil spekulum
dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus vagina (agar
terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa
tidak ada bagian yang terjepit) dan dorong bilah spekulum ke dalam lumen
vagina.
7)
Setelah masuk
setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya ke arah
bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah
(hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
8)
Tekan pengungkit
bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan ukuran dan
wama porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).
9)
Jika sekret
vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel
tidak terganggu)
10)
Pengambilan
sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di daerah squamo-columnair
junction. Sampel diambil dengan menggunakan spatula Ayre yang diputar 360°.
11)
Oleskan sampel
pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis.
12)
Sampel segera
difiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat menggunakan spray yang
disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang
mengandung etil alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering
kemudian diberi label.
13)
Setelah
pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian
keluarkan spekulum.
14)
Letakkan
spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada ibu bahwa
pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.
15)
Masukkan tangan
yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan klorin 0,5%, gosokkan
kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang menempel pada sarung
tangan.
16)
Lepaskan sarung
tangan.
4.
Pengiriman Spesimen
Dalam melakukan pengiriman spesimen Pap
Smear, pengirim harus menuliskan secara lengkap surat pengantar pemeriksaan
laboratorium yang berisi:
a.
Tanggal
pengiriman
b.
Tanggal dan jam
pengambilan spesimen
c.
Data penderita
(nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
d.
Identitas pengirim
e.
Jenis spesimen :
Pap Smear
f.
Pemeniksaan
laboratorium yang diminta
g.
Transport media
/ pengawet yang digunakan : Alkohol 95% atau hair spray
h.
Keterangan
klinis: riwayat KB, jumlah anak, keluhan
I. Hasil Pemeriksaan Pap Smear
1.
Kelas 0 : Tidak dapat dinilai
Segera diambil
smear ulang
2.
Kelas I : Normal Smear
Kontrol ulang 1-2 tahun lagi
3.
Kelas II : Proses radang dengan
atau tanpa Displasia ringan
Kontrol ulang 3-6 bulan lagi
4.
Kelas III : Displasia Sedang –
Berat
Kontrol ulang segera
5.
Kelas IV : Karsinoma Insitu
Kontrol ulang segera
6.
Kelas V : Karsinoma Invasif
Kontrol ulang segera
J. Faktor Resiko
Dari hasil
penelitian mutakhir diketahui bahwa penyebab kanker serviks adalah sebagai
berikut :
1.
Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
Lebih dari 90%
kasus kondiloma serviks, semua NIS, dan kanker serviks mengandung DNA virus
HPV. Dari 70 tipe HPV yang diketahui saat ini, ada 16 tipe HPV yang erat
kaitannya dengan kejadian kanker serviks. Virus ini ditularkan melalui hubngan
seksual. Wanita yang beresiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga
beresiko terinfeksi virus ini sehingga mempunyai resiko terkena kanker serviks.
2.
Prilaku Seksual
Berdasarkan
penelitian, risiko kenker serviks meningkat lebih dari 10 kali bila berhubungan
dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seks pertama dibawah umur 15
tahun. Risiko juga meningkat bila berhhubungan seks dengan laki-laki berisiko
tinggi ( laki-laki yang berhubungan seks dengan banyak wanita), atau laki-laki
yang mengidap penyakit “jengger ayam” (kondiloma akuminatum) di zakarnya
(penis).
3.
Rokok Sigaret
Wanita merokok
mempunyai risiko 2 kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan degan wanita
bukan terkandug nikotin dan zat lainnya yang terdapat didalam rokok. Zat-zat
tersebut dapat menurunkan daya tahan serviks dan menyebabkan kerusakan DNA
epitel serviks sehingga timbul kanker serviks, disamping merupakan kokarsinogen
infeksi virus.
4.
Trauma Kronis Pada Serviks
Trauma ini
terjadi karena persalinan yang berulang kali (banyak anak), adanya infeksi, dan
iritasi menahun.
5.
Kontrasepsi Oral dapa Meningkatkan risiko
1, 5-2, 5 kali bila diminum dalam jangka panjang,
yaitu lebih dari 4 tahun.
6.
Defisiensi Zat Gizi
Beberapa
penelitian dapat menyimpulkan bahwa dfisiensi asam folat dapat meningkatkan
risiko terjadinya NIS 1 da NIA 2, serta mungkin juga meningkatkan risiko
terkena kanker serviks pada wanita yang rendah konsumsi beta karoten dan
vitamin (A, C, dan E).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan dari
makalah ini ialah Pap smear
merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan
menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil
yang akurat (Wijaya, 2010). Pap smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk
mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan getah atau lendir di dinding
vagina (Dianada, 2008).
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau
pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut
leher rahim.Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker serviks
yaitu meliputi usia, status sosial ekonomi, pengetahuan, dan pendidikan. Hal
ini juga merupakan factor dominan dalam pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
( Dianada, 2007 ).
B.
Saran
Adapun saran
yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya seorang wanita yang telah
menikah harus melakukan Pap
Smear sedini mungkin. Agar bila terdapat gejala-gejala kanker dapat diketahui
sejak dini.
Youtube channel: Youtube Channel: Vimeo Video & Videos
BalasHapusYoutube best youtube to mp3 channel: Vimeo Video & Videos · Youtube channel: Vimeo Video & Videos · Youtube channel: Vimeo Video & Videos · Youtube channel: Vimeo Video & Videos · Youtube channel: Vimeo Video & Videos