7 Buah Langka dari Pulau Kalimantan
Mengunjungi Kalimantan di kala musim
buah adalah sebuah anugerah yang tiada tara. Apalagi jika anda bersedia untuk
masuk hutan. Kita akan dimanjakan oleh alam dengan berbagai macam buah yang tak
bisa kita dapatkan di pasar, apalagi di supermarket. Bulan November sampai
Maret adalah bulan yang cocok untuk berburu buah hutan Kalimantan Timur. Ada
banyak lagi jenis buah yang aneh dan sungguh sensasional, baik dari segi bentuk
dan rasa. Buah-buah tersebut bahkan hanya dikenal oleh beberapa kampung saja.
Jangan coba mencarinya di kota kecamatan. Di kampung berbeda saja kita akan
mendapatkan jenis buah yang berbeda. Berikut 7 Buah Langka Dari Pulau
Kalimantan, yaitu :
1. Buah Wanyi

Buah wanyi ini dagingnya bewarna putih rasanya manis keasam-asaman dan berbau sangat tajam. buahnya lonjong seperti mangga, ukurannya lebih besar dari buah mangga. Ada yang bahanya darai wanyi ini, yaitu Getah pohonnya, jika kita terkena getahnya efeknya gatal-gatal. Buah wanyi hidup di hutan kalimantan, dan paling banyak terdapat di Kaltim, sayang buah ini susah sekali di temui apa lagi daerah di kota-kota, kalau pun ada palingan cuma 1 pohon saja yang masih hidup.
2. Buah Ihau

Buah yang satu ini dikenal dengan beberapa nama sebutan. Ada yang menyebutnya Ihau, masyarakat Tanjungselor Kabupaen Bulungan menyebutnya Mata Kucing karena isi buah dan bijinya mirip dengan mata kucing yang bersinar, sedangkan masyarakat Dayak Kenyah di Tering Kabupaten Kutai Barat menyebutnya Duku. Buah Ihau merupakan buah asli Kalimantan Timur (dan mungkin juga ada di hutan-hutan wilayah Kalimantan lainnya termasuk di hutan Malaysa dan Brunai Darussalam). Bentuknya bundar sebesar kelereng dengan daging buah mirip klengkeng dengan rasa manis yang juga menyerupai rasa buah klengkeng. Tak heran sebagian masyarakat kota menyebutnya sebagai buah Klengkeng asli Kalimantan. Layaknya pohon-pohon yang tumbuh dihutan Kalimantan, pohon ihau memiliki batang yang besar dan kokoh serta menjulang tinggi. Memiliki dua jenis warna, yaitu berwarna kuning kecoklatan dan ada juga yang berwarna hijau, menjadikan ihau atau si mata kucing ini sebagai santapan lezat para monyet, burung enggang dan satwa lainnya. Pada musim buah kali ini (Desember-Pebruari) buah Ihau masih dapat ditemukan dipasar-pasar tradisional di pedalaman Mahakam. Namun kali ini buah Ihau juga dapat ditemukan di penjual buah pinggir jalan di Samarinda. Ketika ditanya asal buah, penjual menjawab asalnya bukan lagi dari pedalaman Mahakam yang memikili hutan-hutan yang lebat, namun buah ihau telah dikebunkan oleh petani di pinggiran kota Samarinda, tepatnya di Desa Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Jika dahulu orang menjual buah ihau dengan takaran bekas kaleng susu ukuran kecil, kini buah ihau dijual dengan takaran kilogram layaknya buah-buah lainnya. Harga satu kilo gram yang ditawarkan pedagang buah berkisar antara Rp.15.000 hingga Rp. 20.000. Harga ini cukup pantas jika bersaing dengan buah klengkeng impor apalagi mengingat sudah langkanya buah ini.
3. Buah Rambai

Musim buah Rambai ini setahun sekali ini. Buah rambai berasa manis-manis masam, dengan buah yang berisi 2-4 juring. Buah ini hampir mirip dengan langsat / Duku, yang membedakanyaRambai menyebar dari Indomalesia ke arah Pasifik Barat. Biasanya kemunculan buah rambai ini merupakan tanda bahwa musim buah akan segera berakhir. Alhamdulillah, beberapa jenis buah telah kucicipi pada musim buah kali ini. Sebenarnya masih banyak buah-buahan khas pedalaman yang belum sempat kurasakan karena memang tidak terlalu banyak dihasilkan dan hanya dijual pada daerah-daerah tertentu saja, seperti buah durian merah, lahong dan buah tarap.
4. Buah Kapul

Buah Kapul sungguh sangat mirip dengan buah mangis. Hanya kulitnya persis seperti kulit kayu. Beda lainnya adalah pada ujung buah tidak terdapat bentuk bintang, sedangkan di pangkal tangkainya tidak terdapat mahkota. Buahnya ada dua jenis Kapul berdaging putih dan kapul berdaging kuning. Jika manggis setiap buahnya terdiri atas lima biji, kapul hanya terdiri dari empat buah saja. Warna daging buah putih. Ada juga kapul yang daging buahnya kuning. Rasanya? Persis rasa manggis.
5. Buah Keledang

Buah Keledang termasuk buah langka bumi Kalimantan. Bentuknya persis nangka. Demikianpun daging-bu. Hanya ukurannya mini. keledang merupakan buah yang mulai terlupakan seiring dengan habisnya hutan-hutan alami. Pohonnya dapat menjulang tinggi mencapai 30 meter dan berdaun lebar dan sedikit berbulu. Pohon keledang dapat berbuah sejak 5 tahun setelah tanam. Tumbuh diberbagai jenis tanah dan umumnya dihutan tropis dan penuh dengan humus. Buah Keledang (Artocarpus lancifolius Roxb) termasuk Famili Moraceae (suku nangka-nangkaan). Kerabat dekatnya buah Mentawa, Kluwih, Pintau, Cempedak, Sukun, Selanking, Benda, dan Nangka. Buah Keledang rasanya manis dan daging buahnya terpisah dari bijinya seperti nangka. Sensasi rasanya merupakan campuran antara nangka dan manggis. Warna kulit buahnya jingga kemerahan dan bentuk buahnya seperti cempedak. Buah keledang termasuk salah satu buah buahan eksotis hutan Kalimantan (Borneo) yg tumbuh merata di seluruh daratan pulau ini. Bersyukur, ketika musim buah pada Desember ini di Kota Samarinda, masih banyak penjaja buah dipinggir jalan yang menjualnya. Buah sebesar genggaman tangan orang dewasa dijual dengan harga Rp. 2500 per buahnya. Sungguh harga yang murah untuk buah yang sudah jarang ditemukan ini. Pelestarian Pohon Keledang belum mendapat perhatian, begitupun dengan buah buah eksotis hutan Kalimantan lainnya. Padahal potensi tumbuhnya sangat mudah dengan perbanyakan melalui biji yang disemai. Jika buah nangka harus dibuka dengan pisau, buah keledang cukup diputar saja. Setelah diputar, buah akan terbuka. Selanjutnya, biji-biji ranum berwarna orange yang terpisah dari kulit buah segera tampak dan menantang kita untuk menikmatinya. Rasanya sangat nikmat. Jika nangka dan cempedak berbau, keledang sama sekali tidak. Sehingga mereka yang tidak suka buah yang beraroma pasti akan menyukai keledang.
6. Buah Tarap

Buah tarap mirip sekali dengan buah sukun. Kulitnya bagaikan karet yang ditata rapi. Jika kita raba, kulitnya akan menempel ke telapak tangan, seperti kaki cicak. Buah tarap adalah sumber energi. Sebab rasanya sangat manis. Segera setelah kita memakannya, maka energi kita akan segera pulih. Cara membukanya adalah dengan membelah buah tarap secara membujur. Kemudian kulit buah akan dengan mudah kita kelupas. Yang tertinggal adalah butiran-butiran ranum berwarna putih yang siap dinikmati. Sayang, buah tarap menyebarkan bau seperti cempedak. Sehingga bagi mereka yang tak menyukai buah beraroma, mungkin tak akan menyukai buah tarap.
7. Buah Bemotong

Buah bemotong menggerombol di pangkal batang, tepat diatas tanah. Warnanya merah segar. Namun segera akan berubah kecoklatan begitu kita kutip dari pohonnya. Buah yang ukurannya seujung balpoin ini tersusun dalam tandan. Warna daging buahnya ungu atau putih. Rasanya manis. Ada biji kecil ditengahnya. Saat menikmati, kita bisa telan saja biji kecil ini, seperti saat kita makan manggis.
1. Buah Wanyi

Buah wanyi ini dagingnya bewarna putih rasanya manis keasam-asaman dan berbau sangat tajam. buahnya lonjong seperti mangga, ukurannya lebih besar dari buah mangga. Ada yang bahanya darai wanyi ini, yaitu Getah pohonnya, jika kita terkena getahnya efeknya gatal-gatal. Buah wanyi hidup di hutan kalimantan, dan paling banyak terdapat di Kaltim, sayang buah ini susah sekali di temui apa lagi daerah di kota-kota, kalau pun ada palingan cuma 1 pohon saja yang masih hidup.
2. Buah Ihau

Buah yang satu ini dikenal dengan beberapa nama sebutan. Ada yang menyebutnya Ihau, masyarakat Tanjungselor Kabupaen Bulungan menyebutnya Mata Kucing karena isi buah dan bijinya mirip dengan mata kucing yang bersinar, sedangkan masyarakat Dayak Kenyah di Tering Kabupaten Kutai Barat menyebutnya Duku. Buah Ihau merupakan buah asli Kalimantan Timur (dan mungkin juga ada di hutan-hutan wilayah Kalimantan lainnya termasuk di hutan Malaysa dan Brunai Darussalam). Bentuknya bundar sebesar kelereng dengan daging buah mirip klengkeng dengan rasa manis yang juga menyerupai rasa buah klengkeng. Tak heran sebagian masyarakat kota menyebutnya sebagai buah Klengkeng asli Kalimantan. Layaknya pohon-pohon yang tumbuh dihutan Kalimantan, pohon ihau memiliki batang yang besar dan kokoh serta menjulang tinggi. Memiliki dua jenis warna, yaitu berwarna kuning kecoklatan dan ada juga yang berwarna hijau, menjadikan ihau atau si mata kucing ini sebagai santapan lezat para monyet, burung enggang dan satwa lainnya. Pada musim buah kali ini (Desember-Pebruari) buah Ihau masih dapat ditemukan dipasar-pasar tradisional di pedalaman Mahakam. Namun kali ini buah Ihau juga dapat ditemukan di penjual buah pinggir jalan di Samarinda. Ketika ditanya asal buah, penjual menjawab asalnya bukan lagi dari pedalaman Mahakam yang memikili hutan-hutan yang lebat, namun buah ihau telah dikebunkan oleh petani di pinggiran kota Samarinda, tepatnya di Desa Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Jika dahulu orang menjual buah ihau dengan takaran bekas kaleng susu ukuran kecil, kini buah ihau dijual dengan takaran kilogram layaknya buah-buah lainnya. Harga satu kilo gram yang ditawarkan pedagang buah berkisar antara Rp.15.000 hingga Rp. 20.000. Harga ini cukup pantas jika bersaing dengan buah klengkeng impor apalagi mengingat sudah langkanya buah ini.
3. Buah Rambai

Musim buah Rambai ini setahun sekali ini. Buah rambai berasa manis-manis masam, dengan buah yang berisi 2-4 juring. Buah ini hampir mirip dengan langsat / Duku, yang membedakanyaRambai menyebar dari Indomalesia ke arah Pasifik Barat. Biasanya kemunculan buah rambai ini merupakan tanda bahwa musim buah akan segera berakhir. Alhamdulillah, beberapa jenis buah telah kucicipi pada musim buah kali ini. Sebenarnya masih banyak buah-buahan khas pedalaman yang belum sempat kurasakan karena memang tidak terlalu banyak dihasilkan dan hanya dijual pada daerah-daerah tertentu saja, seperti buah durian merah, lahong dan buah tarap.
4. Buah Kapul

Buah Kapul sungguh sangat mirip dengan buah mangis. Hanya kulitnya persis seperti kulit kayu. Beda lainnya adalah pada ujung buah tidak terdapat bentuk bintang, sedangkan di pangkal tangkainya tidak terdapat mahkota. Buahnya ada dua jenis Kapul berdaging putih dan kapul berdaging kuning. Jika manggis setiap buahnya terdiri atas lima biji, kapul hanya terdiri dari empat buah saja. Warna daging buah putih. Ada juga kapul yang daging buahnya kuning. Rasanya? Persis rasa manggis.
5. Buah Keledang

Buah Keledang termasuk buah langka bumi Kalimantan. Bentuknya persis nangka. Demikianpun daging-bu. Hanya ukurannya mini. keledang merupakan buah yang mulai terlupakan seiring dengan habisnya hutan-hutan alami. Pohonnya dapat menjulang tinggi mencapai 30 meter dan berdaun lebar dan sedikit berbulu. Pohon keledang dapat berbuah sejak 5 tahun setelah tanam. Tumbuh diberbagai jenis tanah dan umumnya dihutan tropis dan penuh dengan humus. Buah Keledang (Artocarpus lancifolius Roxb) termasuk Famili Moraceae (suku nangka-nangkaan). Kerabat dekatnya buah Mentawa, Kluwih, Pintau, Cempedak, Sukun, Selanking, Benda, dan Nangka. Buah Keledang rasanya manis dan daging buahnya terpisah dari bijinya seperti nangka. Sensasi rasanya merupakan campuran antara nangka dan manggis. Warna kulit buahnya jingga kemerahan dan bentuk buahnya seperti cempedak. Buah keledang termasuk salah satu buah buahan eksotis hutan Kalimantan (Borneo) yg tumbuh merata di seluruh daratan pulau ini. Bersyukur, ketika musim buah pada Desember ini di Kota Samarinda, masih banyak penjaja buah dipinggir jalan yang menjualnya. Buah sebesar genggaman tangan orang dewasa dijual dengan harga Rp. 2500 per buahnya. Sungguh harga yang murah untuk buah yang sudah jarang ditemukan ini. Pelestarian Pohon Keledang belum mendapat perhatian, begitupun dengan buah buah eksotis hutan Kalimantan lainnya. Padahal potensi tumbuhnya sangat mudah dengan perbanyakan melalui biji yang disemai. Jika buah nangka harus dibuka dengan pisau, buah keledang cukup diputar saja. Setelah diputar, buah akan terbuka. Selanjutnya, biji-biji ranum berwarna orange yang terpisah dari kulit buah segera tampak dan menantang kita untuk menikmatinya. Rasanya sangat nikmat. Jika nangka dan cempedak berbau, keledang sama sekali tidak. Sehingga mereka yang tidak suka buah yang beraroma pasti akan menyukai keledang.
6. Buah Tarap

Buah tarap mirip sekali dengan buah sukun. Kulitnya bagaikan karet yang ditata rapi. Jika kita raba, kulitnya akan menempel ke telapak tangan, seperti kaki cicak. Buah tarap adalah sumber energi. Sebab rasanya sangat manis. Segera setelah kita memakannya, maka energi kita akan segera pulih. Cara membukanya adalah dengan membelah buah tarap secara membujur. Kemudian kulit buah akan dengan mudah kita kelupas. Yang tertinggal adalah butiran-butiran ranum berwarna putih yang siap dinikmati. Sayang, buah tarap menyebarkan bau seperti cempedak. Sehingga bagi mereka yang tak menyukai buah beraroma, mungkin tak akan menyukai buah tarap.
7. Buah Bemotong

Buah bemotong menggerombol di pangkal batang, tepat diatas tanah. Warnanya merah segar. Namun segera akan berubah kecoklatan begitu kita kutip dari pohonnya. Buah yang ukurannya seujung balpoin ini tersusun dalam tandan. Warna daging buahnya ungu atau putih. Rasanya manis. Ada biji kecil ditengahnya. Saat menikmati, kita bisa telan saja biji kecil ini, seperti saat kita makan manggis.
.........

Lokasi penyebaran populasi Mangifera casturi di Desa Mataraman Kecamatan Mataraman, Kabupaten
Banjar terdapat
di kebun campuran. Pada umumnya kebun campuran ini berisi tanaman padi
diselingi pohon kasturi yang umurnya sudah lebih dari 50 tahun serta tidak
sengaja ditanam oleh penduduk setempat. Kebun ini kebanyakan berada di
pekarangan rumah dengan pola tanam tidak teratur. Akan tetapi, data kelimpahan
spesies ini tidak diketahui secara pasti.
Kasturi mulai dipanen pada awal
musim hujan dan melimpah pada bulan Januari. Selain itu, tanaman buah lain
seperti pisang dan rambutan juga mulai dipanen. Karena umur pohon kasturi
banyak yang lebih dari 50 tahun, maka produktivitasnya semakin menurun. Oleh
karena itu, pada tahun 1980 masyarakat Desa Mataraman mencoba belajar membuat
pembibitan buah kasturi.
...............
Buah langka yang ada di Kalimantan Selatan
Haiii
guys,,,sekedar sharing ne,,
pasti
belum pada kenal kan dengan buah-buah khas yang ada di Kalimatan Selatan...
kebetulan,
tadi sore lagi ngbahas skripsi tentang berbagai macam buah langka yang ada di
kalimantan,,Eh mikir deh,,kenapa nggak sekalian aja ngasih tau kalian semua
tentang buah yang ada di tempat pulau tinggal aku :)
Yuk, simak :)
BUAH MARITAM, BUAH YAG UNIK & MANIS
Buah maritam ini seperti buah rambutan, tetapi tidak mempunyai rambut.
Buah maritam juga mempunyai warna yang unik, jika buah rambutan mempunyai warna merah sedangkan buah maritam ini mempunyai warna merah keungu-unguan.
Untuk bagian dalam buah maritam dan rasanya seperti nuah rambutan.
BUAH KURANJI (lucu banged ya namanya :D)
Inget banged waktu zaman SD
makan buah kuranji ampe muka tu kelipet, soalnya asem-asem kecut githu,,tapi
ada manisnya juga sih.
BUAH MAHRAWIN (seperti durian ya :D)
Hmmm,,,pasti pada ngira ini durian. Bukan guys,,ini adalah buah mahrawin. Buah mahrawin ini ukurannya dari kecil sampai sedang. Bentuk buah bulat, berduri panjang dan tajam. Isi buah sedang berwarna kekuningan, rasa lebih manis tapi tidak berbau tajam dan tidak ada rasa yang menyengat seperti durian.
BUAH LAHUNG (serem banged yah
nama na :D)
Buah lahung sejenis durian tetapi kulit dengan duri panjang dan lancip warna merah kehitaman, merupakan buah khas pedalaman Kalimantan, namun kini susah susah sekali ditemukan. :(
BUAH LAI (lagi-lagi mirip durian :p)
Ini adalah buah Lai,buah ini terdapat di kalimantan,kebetulan saya mengambil gambar ini di Kalimantan Timur,Samarinda.
Yang membedakan antara buah Durian dan buah Lai ini adalah,buah durian memiliki aroma yang harum dan khas,sementara buah Lai tidak mengeluarkan aroma sama sekali.
Buah Lai ini rasannya sangat manis,isi buah ini berwarna Orange yang khas dan sangat menggugah selera anda jika melihatnya.
Buah ini tidak ada efeknya jika anda memakan dengan jumlah yang banyak,berbeda dengan buah durian,kita merasa pusing jika makan buah durian dalam jumlah yang berlebihan.
Buah Tarap
Buah tarap mirip sekali dengan buah sukun. Kulitnya bagaikan karet
yang ditata rapi. Jika kita raba, kulitnya akan menempel ke telapak tangan,
seperti kaki cicak. Buah tarap adalah sumber energi. Sebab rasanya sangat
manis. Segera setelah kita memakannya, maka energi kita akan segera pulih.

Cara membukanya adalah dengan membelah buah tarap secara membujur. Kemudian kulit buah akan dengan mudah kita kelupas. Yang tertinggal adalah butiran-butiran ranum berwarna putih yang siap dinikmati. Sayang, buah tarap menyebarkan bau seperti cempedak. Sehingga bagi mereka yang tak menyukai buah beraroma, mungkin tak akan menyukai buah tarap.

Buah Bemotong
Buah bemotong
menggerombol di pangkal batang, tepat diatas tanah. Warnanya merah segar. Namun
segera akan berubah kecoklatan begitu kita kutip dari pohonnya. Buah yang
ukurannya seujung balpoin ini tersusun dalam tandan.

Warna daging
buahnya ungu atau putih. Rasanya manis. Ada biji kecil ditengahnya. Saat
menikmati, kita bisa telan saja biji kecil ini, seperti saat kita makan
manggis.
Buah Asam putar

Buah Asam putar,
disebut juga asam pulasan, jenis mangga unik ada di pedalaman Kalimantan,
karena bijinya bisa dilepas dengan cara buahnya diputar.
.............
Manfaat asem keranji untuk membunuh kolesterol jahat dalam tubuh

Keranji asam,Velvet tamarind, indum Dialium, adalah, pohon tinggi tropis, pohon buah, berasal dari selatan Thailand Malaysia dan Indonesia. Ini termasuk dalam keluarga Leguminosae, dan kecil.
Karena dinilai kayunya keras dan kompak, itu adalah spesies terancam, dengan habitat yang dirambah penebangan dan pemukiman manusia.

Rasa buah mirip dengan asam, di mana berasal nama Inggrisnya. Di Thailand, hal itu disebut “Luk Yee” atau “Yee”, dan di Malaysia dan Indonesia orang biasa panggil nama “Keranji”. Buah digunakan sebagai makanan ringan seperti permen di Thailand, sering kering, gula-coated dan dibumbui dengan cabai. Buah kering memiliki tekstur bedak, dan berwarna oranye dengan rasa tajam.Warna hitam memiliki rasa manis seperti permen coklat sehingga banyak dibudidayakan oleh masyarakat local (Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur).
Di Kalimantan, Indonesia setidaknya ada dua varietas untuk dijual di pasar lokal. Keduanya memiliki kulit yang sama rapuh tipis hitam, dan tampak alami seperti buah-buahan yang paling kering. Salah satu jenis yang lebih kecil adalah sekitar satu inci = 25 mm panjang dan memiliki bubuk coklat kemerahan ringan dikemas di sekitar biji tunggal, dengan ruang udara kecil di dalam shell. bubuk ini rasanya manis dan asam seperti permen “manis-tarts”, dan dengan demikian terdekat dengan asam tersebut.
Di Indonesia pohon ini berbunga dari Nopember-Desember dan berbuah siap panen antara bulan Januari-April setiap 3 tahun sekali.
Buah asam ini banyak digunakan sebagai pengasam makanan di daerah Kalimantan. Di Jakarta, asam ini dulu sering dijajakan di sekolah-sekolah sebagai jajanan anak. Bentuk buahnya sebesar kelereng, warna kulitnya jika sudah diperam berwarna kehitaman dengan daging buah kecoklatan. Rasanya asam namun tidak seasam asam jawa.Tapi juga ada yang manis,orang Kalimantan barat biasa menyebutnya buah asam kranji madu.Rasanya seperti coklat dan madu,sangat lezat.
Asam Kranji juga bermanfaat untuk membunuh kolesterol jahat dalam tubuh, dengan memakan asam kranji sehari 3 butir.

Berikut komposisi dari buah asam keranji:
keranji asam (Dialium indum), dipisahkan menjadi bubur dan biji, dianalisis untuk komposisi proksimat, dipilih ion anorganik dan vitamin C. perbedaan signifikan (P> 0,001) yang diamati dalam nilai kelembaban (5,9 dan 4.9), bahan organik (97,5 dan 98,2), kering materi (94,1 dan 95,1), crude protein (15,7 dan 4,2), minyak mentah lemak (5.4 dan 2.6), abu (2,5 dan 1,8), serat kasar (6,6 dan 2,2) dan total karbohidrat (70,6 dan 86,6) untuk biji dan pulp, masing-masing. Diharapkan, tingkat asam askorbat nyata (P> 0,001) yang lebih tinggi dalam pulp (35,7 mg/100g) dibandingkan dengan benih (6,4 mg/100g). Berbagai tingkat ion anorganik yang dipilih juga terdeteksi. asam keranji hitam berpotensi sumber nutrisi yang baik untuk makanan manusia dan pakan ternak.
...........

Kuweni atau kuwini (Mangifera × odorata Griffith)
adalah sejenis mangga-manggaan yang masih berkerabat dekat dengan bacang.
Tumbuhan ini memiliki buah yang harum dan daging buah yang lembut. Konsistensi
daging buah kuweni lebih padat daripada bacang dan seratnya lebih halus.
Karakternya berada di antara mangga dan bacang, dan para ahli juga
menganggapnya sebagai hibrida antarspesifik alami antara mangga dan
bacang.
Buah ini dikenal dengan nama-nama yang serupa di
pelbagai bahasa daerah: kweni, asam membacang, macang, lekup (Mly.); kuwini,
ambacang, embacang, lakuik (Mink.); kuweni, kebembem (Btw.); kaweni, kawini,
bembem (Sd.); kaweni, kuweni, kweni (Jw.); kabeni, beni, bine, pao kabine
(Md.), pao kaeni (P. Sapudi); kweni, weni (Bal.); mangga kuini (Sulut); kuini,
guin, koini, kowini, koine, guawe stinki, sitingki, hitingki (aneka sebutan di
Maluku), dan lain-lain.
Di Sabah ia disebut huani atau wani, sedangkan di
Filipina dinamai huani, uani atau juani.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Filum: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Genus: Mangifera
Spesies: M. × odorata
(M. indica × M. foetida)
Nama binomial
Mangifera × odorata
Pohon berukuran sedang, dengan tinggi antara 10-15
(jarang hingga 20) m. Berbatang lurus dengan tajuk bundar atau bundar telur
melebar. Seluruh bagian tanaman, apabila dilukai, akan mengeluarkan getah
berbau terpentin, yang mula-mula bening namun lama kelamaan akan menjadi coklat
kehitaman. Getah ini bersifat menggatalkan bila terkena kulit.
Daun tunggal tersebar, bentuk lonjong sampai lanset,
12-35 x 4-10 cm, dengan ujung daun meluncip pendek, bertangkai 3-7 cm yang
pangkalnya menggembung. Helai daun menjangat, dengan urat-urat daun yang tampak
jelas terutama di sisi bawah.
Karangan bunga dalam malai serupa piramida di ujung
ranting, 15-50 cm panjangnya, dengan banyak kuntum bunga kecil-kecil. Bunga
berbilangan 5 (-6), dengan diameter sekitar 6 mm, berbau harum. Kelopak bundar
telur, merah coklat atau kehijauan, 3-4 mm panjangnya; daun mahkota bentuk lanset,
5-6 x 1,2-2 mm, dengan pangkal kekuningan dan ujung merah jambu pucat. Tangkai
sari panjangnya sekitar 5 mm dan tangkai putik 3-5 mm.
Buah batu berbentuk lonjong-jorong miring, lk. 10-13 x
6-9 cm, kulitnya berwarna hijau sampai kekuningan, dengan bintik-bintik
lentisel berwarna kecoklatan yang jarang-jarang. Kulit buah agak tebal, 3-4 mm,
dengan daging berwarna kuning sampai agak jingga, manis-asam, berserat,
mengandung banyak sari buah. Bau harum agak seperti terpentin, mirip bau buah
bacang. Meski hampir serupa, buah kuweni agak mudah dibedakan dari bacang yang
lebih bulat dan berkulit lebih keras dan tebal, dengan banyak bintik lentisel
berjarak agak rapat.
Manfaat
Sebagaimana Mangga, Kuweni juga populer sebagai
tanaman pekarangan. Pohon ini ditanam terutama untuk diambil buahnya, yang
disukai orang karena keharumannya. Buah ini, manakala masak, dimakan sebagai
buah meja atau dijadikan campuran minuman. Mutu buah Kuweni bervariasi
bergantung pada kultivarnya, yang dianggap paling baik ialah yang baunya tak
begitu menyengat, manis, dengan daging yang tak begitu berserat dan banyak sari
buahnya.
Inti bijinya ditumbuk untuk dijadikan tepung, sebagai
bahan pembuatan makanan sejenis dodol. Kulit batang kuweni digunakan sebagai
bahan obat tradisional.
Seperti halnya bacang buah inipun sering dijadikan
bahan pembuat rujak, asinan dan manisan, buah kweni inipun sudah hampir
dilupakan orang, sudah tidak ada lagi orang menjualnya.
Masih banyak lagi buah-buahan asli Indonesia yang kini
nyaris dilupakan orang, jauh sebelum banjirnya buah infort di Indonesia,
buah-buahan tersebut memang sudah sulit dicari dipasar, terlebih dengan
banjirnya buah infort tersebut dengan harga yang terjangkau banyak orang,
membuat buah-buahan tersebut tersingkirkan, sama sekali hilang dari pasaran.
Diantaranya yang saya sebutkan diatas, sekalipun
ketika sudah masak, rasanya manis dan harum, namun karena daging buahnya yang
berserat, terlebih lagi bacang sehingga kurang diminati, tapi andai ada niat,
buah tersebut bisa disiasati, dipasarkan dalam bentuk sirup atau sari
buah.
..........
Buah Kasturi
Buah Kasturi
Buah Kasturi (Mangifera)
Buah Kasturi merupakan buah lokal di Kalimantan Selatan yg bentuknya
mirip dengan mangga kecil, dan memiliki rasa yg sangat manis. Selain itu buah
lokal yg ada di daerah ini adalah Durian, Rambutan, Jeruk Siam, dan pisang.
Buah ini sangatlah enak dan legit dengan baunya yang khas sudah pasti
mengundang selera untuk memakannya. Mau tahu tidak untuk makan Buah Kasturi ini
satu tidaklah cukup/puas….yach minimal 5 Buah Kasturi baru puas apalagi
disajikan udah di Jus atau di potong kecil dalam lemari es.
Ekhmmmm enak euy. Mo coba Beli sana ya he……he
…….(^_^)
Mangifera adalah nama salah satu marga pada suku mangga-manggaan
atauAnacardiaceae.
Anggotanya adalah kurang lebih 35-40 jenis mangga-manggaan yang menyebar di
wilayah Asia tropis, terutama pada wilayah biogeografi Malesia.
Satu jenisnya, Mangifera indica,
telah ditanam dalam kebun-kebun
produksi di pelbagai wilayah tropis di dunia.
Bentuk Pohon
Sering berupa pohon besar, yang dapat mencapai tinggi 50 m atau bahkan lebih, tanpabanir (akar papan), dengan batang besar dan
percabangan yang tinggi, membentuk tajuk yang rapat dan rindang. Apabila
dilukai, kulit batang akan mengeluarkan getah yang mula-mula bening, kemudian
kemerahan dan menghitam dalam beberapa jam. Getah ini berbauterpentin dan tajam, dapat melukai kulit atau
menimbulkan iritasi, terutama bagi orang yang sensitif.
Daun-daun tunggal, gundul,
seperti kulit, tersusun dalam spiral atau spiral rapat, bertangkai panjang, dan
kerap kali meningggalkan bekas luka yang jelas di ranting apabila gugur. Tanpa
daun penumpu.
Bunga berkarang dalam malai,
dengan banyak bunga yang berukuran kecil, aktinomorf,
berbilangan 5, bertangkai sangat pendek seolah-olah duduk pada cabang-cabang
malai. Bunga kebanyakan jantan bercampur dengan bunga-bunga hermafrodit (berkelamin dua). Buah batu, besar atau kecil,
sering dengan daging buah yang berair dan berserat yang dapat dimakan, berbau
harum terpentin. Biji tunggal, terkadang dengan banyak embrio, terselubung
cangkang endokarp yang mengeras dan seperti kulit.
Buah Kasturi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar